Pusaka Wahyu S2 - CHAPTER 3: "VERSI DIRI YANG TAK SEMPURNA"


Udara dalam ruangan stasis tiba-tiba berubah membeku. Kabut putih menyembur dari peti-peti yang terbuka, menyentuh kulit ketiga anak itu seperti jari-jari hantu.

Siti menjerit ketika dirinya yang lain bangkit dari peti. Gadis itu memakai baju yang sama, tapi matanya putih seluruhnya, tanpa pupil. Bibirnya bergerak, mengeluarkan suara yang bukan suara manusia—lebih seperti rekaman yang rusak:

"Siti... kita... harus... bergabung..."

Budi bersembunyi di belakang Joko, tapi saat ia menoleh, Budi versi logam sudah berdiri di sampingnya—tersenyum dengan mulut yang terlalu lebar, menunjukkan gigi-gigi kecil dari tembaga.

"Ayo main, Budi! Kita bisa jadi pahlawan seperti Arya Daka!"

Joko mendorong adik-adiknya ke belakang, mengambil pecahan kaca peti sebagai senjata. Tapi ketika Joko versi bertao bangkit, tubuhnya gemetar.

Versi itu lebih tinggi, lebih tua. Di lehernya, tato emas berbentuk kumbang dengan sayap pedang berdenyut seperti hidup.

"Kau lemah, Joko. Kau tak bisa lindungi mereka. Tapi aku bisa."

——

Sri Kandi Turun ke Lubang

Dengan obor di satu tangan dan keris pemberian Arya (yang tiba-tiba berpijar) di tangan lain, Sri Kandi melompat ke dalam kegelapan.

Tapi lubang itu lebih dalam dari perkiraan.

Ia jatuh selama lama sekali—terlalu lama untuk kedalaman normal—dan mendarat di sebuah ruangan yang tidak seharusnya ada di bawah candi:

  • Dindingnya dari logam hidup, berdenyup seperti nadi.

  • Puluhan layar kristal menunjukkan gambar-gambar aneh: Joko dan Siti sedang makan di rumah, Budi bermain di sungai—tapi semuanya salah. Ibunya punya mata ruby. Rumahnya dari tulang.

  • Boneka kumbang dalam ukuran raksasa (sebesar manusia) tergantung di langit-langit, matanya terkunci pada Sri.

Suara dari keris Arya mendesis:

"Ini bukan ruangan... ini perut."

——

Hajriah Fajar is a multi-talented Indonesian artist, writer, and content creator. Born in December 1987, she grew up in a village in Bogor Regency, where she developed a deep appreciation for the arts. Her unconventional journey includes working as a professional parking attendant before pursuing higher education. Fajar holds a Bachelor's degree in Computer Science from Nusamandiri University, demonstrating her ability to excel in both creative and technical fields. She is currently working as an IT professional at a private hospital in Jakarta while actively sharing her thoughts, artwork, and experiences on various social media platforms.

Thank you for stopping by! If you enjoy the content and would like to show your support, how about treating me to a cup of coffee? �� It’s a small gesture that helps keep me motivated to continue creating awesome content. No pressure, but your coffee would definitely make my day a little brighter. ☕️ Buy Me Coffee

Posting Komentar untuk "Pusaka Wahyu S2 - CHAPTER 3: "VERSI DIRI YANG TAK SEMPURNA""