Bab 7: Menggunakan Kekuatan Pertama

 


Situasi Darurat

Malam itu, suasana desa yang biasanya damai berubah menjadi mencekam. Suara teriakan dan langkah kaki yang panik menggema di antara rumah-rumah sederhana. Fajar, yang sedang duduk di beranda rumahnya, merasakan ketegangan di udara. Rina berlari mendekat, wajahnya pucat dan napasnya terengah-engah. “Ada makhluk besar menyerang desa! Mereka datang dari arah hutan!”

Jantung Fajar berdegup kencang. Kenangan akan serangan sebelumnya kembali menghantuinya. “Kita harus melindungi desa!” serunya, berusaha menenangkan Rina dan Doni yang juga tiba di tempat itu. “Ayo, kita harus bersiap!”

Dengan cepat, Fajar berlari menuju pusat desa, di mana penduduk berkumpul, berusaha melindungi diri dan keluarga mereka. Suara gemuruh dari hutan semakin mendekat, dan Fajar tahu bahwa ini adalah saatnya untuk menggunakan kekuatan yang telah diberikan Raksaka kepadanya.

Pertarungan Dimulai

Ketika Fajar tiba di tengah kerumunan, ia melihat makhluk besar yang dikenal sebagai Gorak, monster bersisik dengan tubuh berotot dan mata menyala merah, mengamuk dan menghancurkan apa pun yang ada di jalannya. Kulitnya berkilau di bawah cahaya bulan, dan gigi tajamnya terlihat mengancam. Rasa takut menyelimuti penduduk desa, tetapi Fajar tahu ia tidak bisa mundur. Ia harus berdiri dan melindungi mereka.

“Raksaka, bantu aku!” Fajar berdoa dalam hati, merasakan energi mengalir di dalam dirinya. Ia mengangkat tangannya, dan seberkas cahaya biru muncul, membentuk perisai di depannya. “Kau tidak akan menyakiti desa ini!” teriaknya, suaranya penuh keberanian.

Gorak berbalik, menatap Fajar dengan tatapan penuh kebencian. Dalam sekejap, Fajar merasakan aliran energi yang kuat mengalir melalui tubuhnya. Ia mengarahkan tangannya ke makhluk itu dan memfokuskan energinya. “Energi, datanglah padaku!” Fajar berteriak, dan seberkas cahaya berkilau muncul, membentuk senjata energi di tangannya.

Pertarungan yang Intens

Fajar melangkah maju, mengangkat pedang energinya yang bercahaya. Dengan gerakan cepat, ia melancarkan serangan pertama, mengayunkan pedangnya ke arah Gorak. “Energi Petir!” teriaknya, menciptakan gelombang energi yang meluncur ke arah makhluk. Gelombang itu berkilau seperti petir, menghantam Gorak dengan kekuatan yang dahsyat. Makhluk itu terhuyung mundur, mengeluarkan suara menggeram yang menggetarkan.

Namun, Gorak tidak tinggal diam. Dengan marah, ia mengayunkan cakarnya yang besar, menghantam tanah dengan keras. Debu dan batu beterbangan, dan Fajar terpaksa melompat ke samping untuk menghindari serangan itu. “Hati-hati!” teriak Rina, suaranya penuh ketakutan.

Fajar merasakan adrenaline mengalir dalam dirinya. Ia tidak bisa membiarkan ketakutan menguasainya. Dengan cepat, ia mengangkat perisai energinya, bersiap untuk serangan berikutnya. Cakar Gorak menghantam perisai dengan suara dentuman keras, membuat Fajar terhuyung mundur. Getaran dari serangan itu membuatnya hampir kehilangan keseimbangan, tetapi ia tetap berdiri tegak.

“Perisai Energi!” Fajar berteriak, dan perisai itu menyala lebih terang, menyerap sebagian besar serangan. Namun, Gorak tidak menyerah. Makhluk itu melancarkan serangan beruntun, mengayunkan cakarnya dengan cepat, berusaha menghancurkan perisai Fajar. Setiap kali cakar itu menghantam, Fajar merasakan tekanan yang semakin berat, tetapi ia tahu ia harus bertahan.

Dengan keberanian yang baru ditemukan, Fajar melancarkan serangan balasan. Ia mengingat teknik yang diajarkan Raksaka, “Gerakan Angin!” Dengan gerakan lincah, Fajar melompat ke samping, menghindari serangan Gorak, dan menyerang dari sisi. Ia mengayunkan pedang energinya dengan cepat, menciptakan serangkaian serangan yang mengarah ke tubuh Gorak. Setiap serangan disertai dengan cahaya berkilau, menciptakan efek visual yang menakjubkan.

Gorak menggeram marah, merasakan sakit dari serangan Fajar. Ia mengayunkan ekornya yang besar, berusaha menghantam Fajar. Fajar dengan sigap melompat ke atas, menghindari serangan itu, dan mendarat dengan anggun di tanah. “Kau tidak akan menang!” teriaknya, semangatnya membara.

Serangan Akhir

Fajar tahu bahwa ia harus mengakhiri pertarungan ini. Ia mengumpulkan semua energinya dan berteriak, “Serangan Energi Terakhir!” Dengan gerakan yang penuh konsentrasi, Fajar mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, mengumpulkan energi dari sekelilingnya. Cahaya biru yang menyilaukan muncul di ujung pedang, dan ia melancarkan serangan terakhir dengan mengayunkan pedangnya ke arah Gorak.

Gelombang energi yang sangat besar meluncur ke arah makhluk, menghantamnya dengan kekuatan yang luar biasa. Gorak berusaha menghindar, tetapi terlambat. Serangan itu mengenai jantungnya, dan seberkas cahaya menyilaukan memancar, mengakhiri pertempuran. Makhluk itu terjatuh, mengeluarkan suara mengerang sebelum akhirnya terdiam.

Kemenangan Pertama

Fajar terengah-engah, tetapi rasa kepuasan memenuhi hatinya. Ia menatap sekeliling, melihat penduduk desa yang kini berani mendekat. Mereka bersorak, mengucapkan terima kasih dan memuji keberaniannya. Rina dan Doni berlari menghampirinya, wajah mereka bersinar dengan kebanggaan.

“Fajar, kau luar biasa!” Rina berteriak, matanya berbinar. “Kau benar-benar melindungi kita!”

Doni menepuk punggung Fajar, “Kau telah melakukan hal yang tidak mungkin! Kami tahu kau bisa melakukannya!”

Fajar tersenyum, tetapi di dalam hatinya, ia merasakan campuran emosi. Kemenangan ini adalah langkah besar, tetapi ia juga menyadari bahwa ini baru permulaan. “Terima kasih, tetapi ini bukan hanya tentang aku. Ini tentang kita semua,” jawabnya, merendahkan hati.

Akhir Bab

Saat malam semakin larut, Fajar menatap bintang-bintang di langit, merasakan harapan dan keberanian yang mengalir dalam dirinya. Ia tahu bahwa perjalanan ini baru saja dimulai, dan dengan setiap langkah, ia akan semakin mendekat pada tujuan yang lebih besar: menjadi pelindung yang diharapkan desanya. Bersama Raksaka dan dukungan teman-temannya, Fajar siap menghadapi apa pun yang menantinya di depan.

Hajriah Fajar is a multi-talented Indonesian artist, writer, and content creator. Born in December 1987, she grew up in a village in Bogor Regency, where she developed a deep appreciation for the arts. Her unconventional journey includes working as a professional parking attendant before pursuing higher education. Fajar holds a Bachelor's degree in Computer Science from Nusamandiri University, demonstrating her ability to excel in both creative and technical fields. She is currently working as an IT professional at a private hospital in Jakarta while actively sharing her thoughts, artwork, and experiences on various social media platforms.

Thank you for stopping by! If you enjoy the content and would like to show your support, how about treating me to a cup of coffee? �� It’s a small gesture that helps keep me motivated to continue creating awesome content. No pressure, but your coffee would definitely make my day a little brighter. ☕️ Buy Me Coffee

Posting Komentar untuk "Bab 7: Menggunakan Kekuatan Pertama"