Bab 18: Menemukan Peta Kuno
Di tengah hutan yang lebat, di mana cahaya matahari hanya mampu menembus celah-celah dedaunan, Fajar dan Lila melangkah dengan hati-hati. Suara gemerisik dedaunan dan kicauan burung menjadi latar belakang yang menenangkan, meskipun ketegangan menyelimuti mereka. Fajar merasakan detak jantungnya berdegup kencang, bukan hanya karena perjalanan yang melelahkan, tetapi juga karena rasa ingin tahunya yang membara.
“Fajar, kau yakin kita berada di jalur yang benar?” tanya Lila, suaranya lembut namun penuh keraguan. Dia menatap peta yang terlipat di tangannya, wajahnya berkerut saat mencoba memahami simbol-simbol kuno yang terukir di atasnya.
Fajar mengangguk, meskipun dalam hatinya, dia juga meragukan. “Raksaka mengatakan bahwa kita harus mencari di sekitar sini. Ada sesuatu yang penting menunggu kita.” Dia merasakan kehadiran Raksaka, entitas pelindung yang selalu bersamanya, memberikan dorongan semangat dan keyakinan.
Tiba-tiba, Fajar merasakan getaran halus di udara, seolah-olah energi di sekelilingnya bergetar. “Lila, tunggu!” serunya, menghentikan langkahnya. Dia menutup matanya sejenak, mencoba merasakan apa yang Raksaka ingin sampaikan. Dalam sekejap, gambaran peta kuno itu muncul di benaknya, bersinar dengan cahaya yang lembut.
“Raksaka, apa yang kau lihat?” Lila bertanya, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu.
“Peta ini… ada sesuatu yang lebih dari sekadar gambar. Aku bisa merasakan energi dari tempat ini,” jawab Fajar, suaranya bergetar dengan semangat. “Kita harus mencari lebih dalam.”
Mereka melanjutkan perjalanan, dan Fajar merasakan peningkatan indra yang diberikan oleh Raksaka. Setiap langkahnya terasa lebih ringan, dan dia bisa mendeteksi perubahan kecil di sekelilingnya. Aroma tanah basah dan dedaunan yang membusuk mengisi hidungnya, tetapi di balik itu, ada sesuatu yang lebih. Sesuatu yang menunggu untuk ditemukan.
“Fajar, lihat!” Lila menunjuk ke arah sebuah batu besar yang tertutup lumut. Di atasnya, terdapat ukiran yang mirip dengan simbol di peta. Fajar mendekat, merasakan getaran energi yang semakin kuat.
“Ini dia,” bisiknya, terpesona. “Raksaka, bantu aku membaca energi ini.”
Dalam sekejap, Fajar merasakan aliran energi yang mengalir melalui tubuhnya. Dia mengangkat tangan, dan seberkas cahaya muncul, membentuk pola yang mengikuti ukiran di batu. “Lila, lihat! Ini adalah petunjuk menuju artefak yang kita cari!”
Lila melangkah lebih dekat, matanya melebar. “Kau bisa melakukannya! Ini luar biasa, Fajar!”
Fajar tersenyum, tetapi di dalam hatinya, dia merasakan beban tanggung jawab yang semakin berat. Dia bukan hanya mencari artefak; dia sedang mencari jati dirinya, dan setiap langkah yang diambilnya semakin mendekatkannya pada kebenaran yang lebih besar.
“Jadi, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?” tanya Lila, suaranya penuh semangat.
“Kita harus mengikuti petunjuk ini. Raksaka akan membimbing kita,” jawab Fajar, merasakan kehangatan dari entitas pelindungnya.
Mereka berdua saling bertukar pandang, dan dalam momen itu, Fajar merasakan ikatan yang semakin kuat antara mereka. Meskipun perjalanan ini penuh dengan ketidakpastian, dia tahu bahwa mereka tidak sendirian. Bersama Raksaka, mereka akan menghadapi apa pun yang menanti di depan.
Dengan langkah mantap, mereka melanjutkan pencarian, siap untuk menghadapi tantangan yang akan datang, dan menemukan lebih dari sekadar artefak—mereka akan menemukan diri mereka sendiri.
Posting Komentar untuk "Bab 18: Menemukan Peta Kuno"
You are welcome to share your ideas with us in comments!