Bab 17: Pertemuan dengan Arkeolog
Hutan yang lebat menyelimuti Fajar dan Rina saat mereka melangkah lebih dalam, setiap langkah membawa mereka lebih jauh dari kenyamanan yang mereka kenal. Suara gemerisik daun dan kicauan burung menciptakan simfoni alam yang menenangkan, tetapi di dalam hati Fajar, ada rasa cemas yang tak bisa diabaikan. Dia tahu bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang menemukan artefak, tetapi juga tentang menemukan diri mereka sendiri.
Setelah beberapa saat berjalan, mereka tiba di sebuah clearing yang dikelilingi oleh pepohonan tinggi. Di tengah clearing, terdapat sebuah batu besar yang tampak kuno, ditutupi lumut dan tanaman merambat. Fajar merasakan getaran energi dari batu itu, seolah-olah ada sesuatu yang bersembunyi di baliknya.
“Tempat ini terasa… berbeda,” Rina berbisik, matanya melirik ke arah batu besar itu. “Seperti ada yang menunggu kita.”
Fajar mengangguk, merasakan kehadiran Raksaka di sampingnya. “Kita harus berhati-hati. Raksaka, tunjukkan padaku apa yang ada di sini.”
Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari arah hutan. Fajar dan Rina saling memandang, ketegangan menyelimuti mereka. Dari balik pepohonan, seorang wanita muda muncul. Dia mengenakan pakaian praktis yang dipenuhi debu, dengan rambut ikal yang tergerai dan mata yang bersinar penuh semangat.
“Siapa kalian?” tanyanya, suaranya tegas namun ramah. “Aku Lila, seorang arkeolog. Apa yang kalian lakukan di sini?”
Fajar merasa lega melihat wajahnya yang bersahabat. “Kami sedang mencari artefak kuno. Nama saya Fajar, dan ini sahabat saya, Rina.”
Lila mengangguk, senyumnya merekah. “Ah, jadi kalian juga tertarik dengan sejarah. Tempat ini memang menyimpan banyak rahasia. Aku sudah lama mencari jejak-jejak yang hilang di sekitar sini.”
“Sejarah? Apa yang kau ketahui tentang tempat ini?” Rina bertanya, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu.
Lila melangkah lebih dekat, gestur tubuhnya menunjukkan antusiasme. “Batu ini adalah bagian dari ritual kuno yang dilakukan oleh nenek moyang kita. Mereka percaya bahwa batu ini menyimpan kekuatan yang bisa menghubungkan kita dengan roh-roh leluhur.”
Fajar merasakan getaran di dalam dirinya, seolah Raksaka mengonfirmasi kebenaran kata-kata Lila. “Apakah kau bisa membantu kami menemukan artefak itu?” tanyanya, harapannya tumbuh.
“Dengan senang hati! Aku memiliki beberapa petunjuk yang bisa membantu kita,” jawab Lila, wajahnya berseri-seri. “Tapi kita harus berhati-hati. Ada banyak hal yang tidak kita ketahui di dalam hutan ini.”
Rina, yang merasa sedikit lebih tenang, menambahkan, “Dan jangan khawatir, kami tidak akan membawa jamur beracun lagi. Kami sudah belajar dari pengalaman itu.”
Lila tertawa, “Oh, aku tidak ingin mengalami hal yang sama! Mari kita pastikan kita membawa makanan yang aman. Siapa tahu kita bisa menemukan sesuatu yang lezat di sini.”
Fajar tersenyum, merasakan suasana yang lebih ringan. “Baiklah, mari kita mulai petualangan ini. Bersama-sama, kita bisa menemukan lebih banyak tentang sejarah dan mungkin juga tentang diri kita sendiri.”
Dengan semangat baru, ketiga pemuda ini melangkah lebih dalam ke dalam hutan, saling berbagi pengetahuan dan motivasi. Fajar merasa bahwa pertemuan ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar, sebuah ikatan yang akan menguatkan mereka dalam pencarian identitas dan keterhubungan dengan sejarah yang telah lama terlupakan.
Setiap langkah membawa mereka lebih dekat ke tujuan, tetapi juga lebih dalam ke dalam misteri yang menanti. Suara alam di sekitar mereka seolah berbisik, mengingatkan mereka bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang menemukan artefak, tetapi juga tentang menemukan diri mereka sendiri dan satu sama lain.
Posting Komentar untuk "Bab 17: Pertemuan dengan Arkeolog"
You are welcome to share your ideas with us in comments!