ARK 2: Penjelajahan dan Penemuan, Bab 16 : Awal Penjelajahan

 


Fajar berdiri di tepi tebing, matanya menyapu pemandangan hutan yang membentang di bawahnya. Hutan itu, dengan pepohonan tinggi menjulang dan dedaunan lebat, tampak seperti lautan hijau yang tak berujung. Sinar matahari pagi menembus celah-celah dedaunan, menciptakan pola cahaya yang menari di tanah. Angin berhembus lembut, membawa aroma segar dari tanah basah dan dedaunan, seolah mengundang Fajar untuk melangkah lebih jauh ke dalam misteri yang menanti.

Di dalam hatinya, Fajar merasakan getaran yang familiar, sebuah sinyal dari Raksaka, entitas pelindung yang telah bersamanya sejak lama. Raksaka bukan hanya sekadar kekuatan; ia adalah teman, penasihat, dan pelindung yang selalu siap membimbing Fajar dalam setiap langkah. Kini, setelah bertahun-tahun berlatih dan belajar, Fajar merasa lebih siap dari sebelumnya untuk menghadapi tantangan baru.

“Fajar, kau tidak terlihat seperti biasanya,” suara lembut Rina, sahabatnya, memecah keheningan. Rina, dengan rambut panjangnya yang tergerai dan mata yang penuh rasa ingin tahu, selalu menjadi penyeimbang bagi Fajar. Dia memiliki kemampuan untuk melihat sisi lain dari setiap situasi, dan itu membuatnya menjadi teman yang berharga.

“Aku hanya memikirkan perjalanan ini,” jawab Fajar, suaranya mantap meskipun ada sedikit keraguan di dalam hatinya. “Raksaka telah menunjukkan jalan, dan aku merasa ini adalah kesempatan untuk menemukan lebih banyak tentang leluhur kita.”

Rina mengangguk, tetapi ada keraguan di matanya. “Kau yakin kita siap? Hutan ini bisa berbahaya, dan kita tidak tahu apa yang menunggu di dalamnya.”

Fajar tersenyum, berusaha menenangkan sahabatnya. “Kita tidak sendirian. Raksaka akan melindungi kita. Lagipula, kita sudah menghadapi banyak hal bersama. Ini hanya petualangan baru.”

“Petualangan baru yang melibatkan artefak kuno dan kemungkinan bahaya,” Rina menambahkan, nada suaranya mencerminkan kekhawatiran yang mendalam. “Jangan lupa, kita juga harus membawa bekal yang cukup. Aku tidak ingin kita kelaparan di tengah hutan.”

Fajar tertawa, mengingat insiden ketika mereka tersesat dan hanya menemukan jamur yang ternyata beracun. “Baiklah, aku akan memastikan untuk tidak membawa jamur lagi. Kita akan membawa makanan yang lebih aman, seperti roti dan buah-buahan.”

Saat mereka bersiap, Fajar merasakan ketegangan yang meningkat di udara. Awan gelap mulai berkumpul di langit, dan angin bertiup lebih kencang. Dia merasakan peningkatan indra yang diberikan oleh Raksaka, mendeteksi adanya bahaya yang mendekat.

“Rina, kita harus bergerak cepat. Ada sesuatu yang tidak beres di sini,” Fajar memperingatkan, matanya tajam meneliti hutan di bawah.

“Apakah itu…?” Rina bertanya, suaranya bergetar, mencerminkan ketidakpastian yang sama yang dirasakannya.

“Ya, kita harus berhati-hati. Raksaka akan melindungi kita, tapi kita tidak boleh lengah,” jawab Fajar, merasakan kekuatan Raksaka mengalir dalam dirinya. Dia tahu bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang menemukan artefak, tetapi juga tentang menemukan diri mereka sendiri dan menghubungkan kembali dengan sejarah yang telah lama terlupakan.

Dengan semangat yang membara dan rasa ingin tahu yang tak terpadamkan, Fajar dan Rina melangkah ke dalam hutan, siap untuk menghadapi apa pun yang menanti mereka. Suara burung berkicau dan gemerisik daun di sekitar mereka menciptakan simfoni alam yang menenangkan, tetapi di dalam hati Fajar, ada rasa cemas yang tak bisa diabaikan.

“Jangan khawatir, kita akan baik-baik saja,” Fajar berusaha meyakinkan Rina, meskipun dia sendiri merasakan ketegangan yang sama. “Kita punya satu sama lain, dan Raksaka di sisi kita.”

Rina tersenyum, meskipun ada keraguan di matanya. “Baiklah, mari kita lakukan ini. Bersama-sama.”

Dengan langkah mantap, mereka memasuki hutan, siap untuk menjelajahi dunia baru yang penuh dengan misteri dan penemuan. Setiap langkah membawa mereka lebih dekat ke tujuan, tetapi juga lebih dalam ke dalam ketidakpastian yang menanti. Petualangan ini adalah awal dari perjalanan yang akan mengubah hidup mereka selamanya.

Hajriah Fajar is a multi-talented Indonesian artist, writer, and content creator. Born in December 1987, she grew up in a village in Bogor Regency, where she developed a deep appreciation for the arts. Her unconventional journey includes working as a professional parking attendant before pursuing higher education. Fajar holds a Bachelor's degree in Computer Science from Nusamandiri University, demonstrating her ability to excel in both creative and technical fields. She is currently working as an IT professional at a private hospital in Jakarta while actively sharing her thoughts, artwork, and experiences on various social media platforms.

Thank you for stopping by! If you enjoy the content and would like to show your support, how about treating me to a cup of coffee? �� It’s a small gesture that helps keep me motivated to continue creating awesome content. No pressure, but your coffee would definitely make my day a little brighter. ☕️ Buy Me Coffee

Posting Komentar untuk " ARK 2: Penjelajahan dan Penemuan, Bab 16 : Awal Penjelajahan"