Mengapa 1 syawal 1444 H, harus jatuh pada tanggal 21 April 2023
Penanggalan dalam kalender Islam menggunakan kalender Hijri, yang didasarkan pada pergerakan bulan dan matahari. Tahun Hijri memiliki 12 bulan lunar yang dimulai dengan bulan Muharram dan berakhir dengan bulan Dzulhijjah. Setiap bulan Hijri memiliki 29 atau 30 hari, tergantung pada pergerakan bulan.
1 Syawal adalah hari yang diperingati sebagai Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, yang merupakan hari suci bagi umat Islam setelah menjalani ibadah puasa Ramadan. Hari Raya Idul Fitri jatuh pada tanggal 1 Syawal dalam kalender Hijri.
Tahun Hijri 1444 H adalah tahun kabisat atau tahun yang memiliki satu hari ekstra dalam kalender Hijri. Dalam sistem penanggalan Hijri, tahun kabisat ditandai oleh adanya penambahan satu hari pada akhir bulan Dzulhijjah, sehingga bulan Dzulhijjah memiliki total 30 hari, bukan 29 hari seperti biasanya.
Dalam kasus tahun Hijri 1444 H, penambahan satu hari ekstra pada akhir bulan Dzulhijjah mengakibatkan tanggal 1 Syawal jatuh pada tanggal 21 April 2023 dalam penanggalan Gregorian, yang digunakan oleh sebagian besar dunia, termasuk Indonesia. Ini karena pergerakan bulan dan matahari dalam sistem penanggalan Hijri tidak selalu beriringan dengan penanggalan Gregorian yang menggunakan tahun matahari. Oleh karena itu, tanggal 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri dalam tahun Hijri dapat jatuh pada tanggal yang berbeda dalam penanggalan Gregorian setiap tahunnya.
Pemerintah Indonesia, bersama dengan negara-negara lain yang menggunakan kalender Hijri sebagai referensi penanggalan dalam penetapan tanggal Hari Raya Idul Fitri, biasanya mengacu pada hasil rukyatul hilal atau pengamatan bulan sabit pada akhir bulan Ramadan untuk menentukan awal bulan Syawal, yang merupakan bulan di mana Hari Raya Idul Fitri jatuh.
Penetapan tanggal 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri berdasarkan pengamatan bulan sabit biasanya dilakukan oleh Badan Hisab Rukyat (BHR) yang merupakan lembaga yang bertugas untuk mengamati dan menghitung posisi bulan dan menentukan awal bulan Syawal. Pengamatan bulan sabit dilakukan pada akhir bulan Ramadan, khususnya pada tanggal 29 Ramadan.
Namun, menentukan awal bulan Syawal melalui pengamatan bulan sabit bukanlah suatu hal yang pasti dan bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kondisi cuaca, lokasi pengamatan, dan metode pengamatan yang digunakan. Oleh karena itu, bisa terjadi perbedaan dalam penetapan tanggal 1 Syawal antara negara-negara atau lembaga yang berbeda.
Pemerintah Indonesia, melalui BHR, telah menetapkan bahwa 1 Syawal 1444 H atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada tanggal 22 April 2023 berdasarkan hasil pengamatan bulan sabit yang dilakukan pada akhir bulan Ramadan. Penetapan ini kemungkinan didasarkan pada hasil rukyatul hilal yang dilakukan dan faktor-faktor lain yang dipertimbangkan oleh BHR. Penting untuk diingat bahwa penetapan tanggal 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri bersifat otoritatif dan harus diikuti oleh umat Islam di Indonesia sesuai dengan ketetapan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Posting Komentar untuk "Mengapa 1 syawal 1444 H, harus jatuh pada tanggal 21 April 2023"
You are welcome to share your ideas with us in comments!