Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Shou Zi Chew, CEO TikTok yang di Cecar Parlemen Amerika terkait Keamanan Platformnya.


Shou Zi Chew, CEO TikTok, siapa dia dan bagaimana perjalanannya menuju posisinya saat ini? Mari kita telusuri.

Shou Zi Chew lahir pada tahun 1982 di Singapura dan lulus dari Universitas National University of Singapore dengan gelar Bachelor of Accountancy. Dia juga memiliki gelar MBA dari Harvard Business School.

Karirnya dimulai di Goldman Sachs sebagai Associate di divisi investasi perbankan di Hong Kong. Setelah itu, ia bergabung dengan DST Global, sebuah perusahaan investasi global yang mengelola dana untuk perusahaan teknologi terkemuka seperti Alibaba, Xiaomi, dan Facebook.

Pada tahun 2015, Shou Zi Chew bergabung dengan Xiaomi dan menjadi Wakil Presiden Senior dan Ketua Keuangan. Dia terbukti sangat berpengaruh dalam perusahaan, membantu Xiaomi meraih sukses dalam penawaran umum perdana pada tahun 2018.

Pada tahun 2021, Shou Zi Chew diangkat menjadi CEO TikTok, menggantikan Kevin Mayer. Di perusahaan, dia bertanggung jawab atas strategi global TikTok, pengembangan bisnis, dan keuangan.

Pengangkatannya sebagai CEO TikTok sebenarnya cukup mengejutkan mengingat dia bukanlah orang yang terlibat langsung dalam industri media sosial sebelumnya. Namun, keahliannya dalam bidang keuangan dan investasi dianggap sangat berharga bagi TikTok, terutama karena perusahaan tersebut sedang dalam masa pertumbuhan yang sangat cepat.

Shou Zi Chew juga terkenal karena menjadi salah satu dari sedikit orang di Singapura yang bergabung dengan perusahaan teknologi di luar negeri dan berhasil mencapai posisi eksekutif di perusahaan tersebut.

Sebagai CEO TikTok, Shou Zi Chew bertekad untuk memperkuat posisi TikTok sebagai platform video terkemuka di dunia. Dia juga berencana untuk memperluas jangkauan TikTok ke pasar yang lebih luas dan meningkatkan pengalaman pengguna dengan fitur-fitur baru.

Dalam kesimpulannya, Shou Zi Chew adalah seorang profesional yang sangat berpengalaman di bidang keuangan dan investasi yang telah berhasil tumbuh menjadi posisi eksekutif di perusahaan teknologi terkemuka di dunia. Sebagai CEO TikTok, dia bertekad untuk terus memperkuat posisi TikTok sebagai pemimpin di industri video dan meningkatkan pengalaman pengguna di platform tersebut.

Mengapa Amerika Takut dengan Tiktok sampai menekan Ceo Tiktok di Kongres!

TikTok adalah platform media sosial yang sangat populer di seluruh dunia, terutama di kalangan anak muda. Meskipun sangat populer, TikTok juga telah menjadi sorotan perhatian Amerika karena keterkaitannya dengan China. Pada awalnya, Amerika mengekspresikan keprihatinan tentang masalah keamanan dan privasi data pengguna TikTok. Namun, alasan di balik ketakutan Amerika terhadap TikTok lebih kompleks daripada sekadar masalah data.

Pertama-tama, Amerika khawatir bahwa TikTok bisa digunakan sebagai alat pengaruh politik China. Menurut beberapa pakar, TikTok dapat digunakan untuk mempengaruhi pandangan dan opini penggunanya terhadap berbagai isu, termasuk masalah politik. Selain itu, Amerika juga takut bahwa China dapat mengakses data pengguna TikTok dan digunakan untuk kepentingan negara.

Kedua, Amerika mencurigai adanya hubungan antara TikTok dan Partai Komunis China. Beberapa pihak menuduh bahwa TikTok digunakan oleh pemerintah China untuk melakukan pengawasan terhadap warga negaranya di luar negeri, serta pengumpulan informasi rahasia dan data pribadi pengguna.

Ketiga, ada kekhawatiran bahwa TikTok dapat digunakan untuk menyebarkan desinformasi dan propaganda ke seluruh dunia. Beberapa orang menganggap bahwa TikTok dapat digunakan oleh China untuk mempengaruhi pandangan global tentang China, serta menyebarluaskan berita palsu dan informasi yang tidak benar.

Karena alasan inilah, Amerika telah menekan CEO TikTok, Shou Zi Chew, dalam berbagai kesempatan untuk menjelaskan kebijakan privasi dan keamanan data yang diterapkan oleh perusahaan. Pada saat yang sama, Amerika juga telah mengeluarkan peraturan yang mengharuskan TikTok untuk menjaga privasi dan keamanan data pengguna, serta memastikan bahwa data pengguna di Amerika Serikat tidak disimpan di server yang terhubung dengan China.

Meskipun kekhawatiran Amerika terhadap TikTok mungkin berlebihan, namun tidak dapat disangkal bahwa keamanan dan privasi data pengguna adalah hal yang sangat penting. Oleh karena itu, TikTok harus terus meningkatkan kebijakan privasi dan keamanan data untuk memastikan bahwa data pengguna aman dan tidak disalahgunakan.

Hajriah Fajar Hajriah Fajar (lahir pada bulan Desember 1987) adalah seorang seniman, penulis, dan kreator konten asal Indonesia. Ia lahir dan dibesarkan di sebuah kampung di Kabupaten Bogor. Sebelum terjun ke dunia seni dan tulis-menulis, Fajar pernah bekerja sebagai tukang parkir profesional di beberapa tempat, antara lain Gedung Hijau Arkadia, Plaza Senayan, dan Kafe Lacodefin Kemang. Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, Fajar melanjutkan pendidikannya di Universitas Nusamandiri, di mana ia memperoleh gelar S1 Komputer Program Dual Degree pada tahun 2019. Setelah lulus, ia bekerja di berbagai perusahaan teknologi dan IT, dan saat ini bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta sebagai IT. Selain bekerja di dunia IT, Fajar juga aktif di media sosial seperti Instagram, Twitter, dan Facebook, di mana ia sering membagikan pemikiran, karya seni, serta konten-konten menarik lainnya. Ia juga menulis di blog pribadinya di hajriahfajar.com dan membuat konten video di kanal YouTube bernama Hajriah Fajar.Fajar diakui sebagai salah satu sosok yang inspiratif dan memotivasi banyak orang untuk berkreasi dan berinovasi dalam bidang seni dan teknologi.

Posting Komentar untuk "Shou Zi Chew, CEO TikTok yang di Cecar Parlemen Amerika terkait Keamanan Platformnya."