Meninggal di Saat Bermain Badminton



Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un

Ini adalah pengalaman pribadi kala saya menyaksikan sendiri seorang pria yang meregang nyawa, saat setelah break permainan badminton.

Di tengah pademi covid 19 ini, tidak lah aneh bila tubuh mulai mengembang di karenakan beberapa aktifitas terhenti, dimana kegiatan hari-hari kita hanya kerja, makan dan selonjoran di tempat tidur, tanpa olah raga, tanpa bakar kalori, alhasil penimbunan lemak.

Lalu hari itu, seorang rekan kerja mengajak latihan bulutangkis, namun sebelum ku terima ajakan nya hal pertama yang saya tanyakan ialah keamanan nya, maklum pandemi, lalu setelah obrolan lama yang agak berbelit saya pun menerima ajakan nya, Latihan bulutangkis di sebuah lapangan terbuka di bawah flyover jalan tol, daerah Jakarta utara.

Mendekati waktu yang di tentukan, saya mulai ragu, apakah saya batalkan. Entah kenapa hari itu saya merasa Lelah sekali, berkecambuk dengan pekerjaan, pulang jam 08.00 malam, lalu main bulu tangkis, membayangkan nya saja sudah makin melelahkan, di tambah memang saat itu saya sedang tidak bawa kendaraan roda dua, tapi ya sudahlah. Kemudian ku hubungi ibu nya anak-anak, sekedar memberi kabar bahwa saya akan ikut Latihan badminton, sekaligus minta doa nya. 

Sepulang kerja, balik kekontrakan dan masih galau. Di tengah ke galauan itu ku mengajak tetangga kost an yang masih satu kerjaan untuk ikut serta Latihan bulutangkis, walau pun saya sendiri tidak tahu tempatnya, sekalian cari boncengan.

Kami pun jalan ke meeting point, depan rumah sakit puri daerah Jakarta utara. Tak lama kami pun di jemput.

Lapangan di bawah fly over jalan tol ini, cukup bagus bagiku yang sudah setahun lebih tidak Latihan bulutangkis, satu lapangan dengan hampir setiap sisinya tertutup dapat menghalau hembusan angin yang dapat mengganggu permainan, yah saya suka, namun disini kita tidak bisa memukul bola lambung terlalu tinggi, karena akan mentok ke jembatan flay over. Warga sekitar yang baik menyambut kami ramah, namun di masa pandemi kami tidak bisa bersalaman. 

Saya main Bersama teman kontrakan dan rekan kerja yang ngajak tadi, kami maen ganda, saya berpartner dengan salah seorang warga disitu, permainan cukup mengasikan, dan berakhir dengan kemenangan. Skor kami hampir seimbang, hanya terpaut dua angka, 42 : 40.

Ada niat untuk pulang setelah pertandingan, namun ada rasa belum puas bermain, jadi saya putuskan untuk menunggu agar dapat Kembali bermain diputaran berikutnya.

Permainan mereka sungguh luwes, penempatan bolanya bisa dibilang bagus, dan hampir tidak pernah gagal, atau yangkut di net, padahal jarak nya lumayan tipis.

Satu pertandingan sebelum giliran saya main, pada pertandingan ini walaupun terbilang alot namun timbul kelucuan dari seorang warga senior yang bermain dengan gaya nya dia, yang penuh candaan, tak terlihat Lelah hanya tawa riang di sertai ledekan pada lawan maen dan kami penonton nya.

Set kedua pun mulai berakhir, dengan skor sudah sampain point 40, dan kami pun break sejenak karena perbedaan pendapat soal bola in atau out, yang menurut saya bola itu in, karena tepat di garis lapangan. Di tengah perbedaan pendapat itu, si bapak yang main tadi duduk lalu terlentang, semua kami yang berada disitu, mengira itu satu candaan, karena memang bapak ini suka becanda seperti itu, katanya. Namun ternyata itu serius, kami membopong masuk mobil, membawanya ke rumah sakit terdekat, namun ternyata IGD nya sedang di steril, lanjut kami ke rumah sakit lain. Namun takdir berkata lain, beliau tidak tertolong dan meninggal di perjalanan.

Inalillahi Wa inna ilaihi roji’un.

Hajriah Fajar is a multi-talented Indonesian artist, writer, and content creator. Born in December 1987, she grew up in a village in Bogor Regency, where she developed a deep appreciation for the arts. Her unconventional journey includes working as a professional parking attendant before pursuing higher education. Fajar holds a Bachelor's degree in Computer Science from Nusamandiri University, demonstrating her ability to excel in both creative and technical fields. She is currently working as an IT professional at a private hospital in Jakarta while actively sharing her thoughts, artwork, and experiences on various social media platforms.

Thank you for stopping by! If you enjoy the content and would like to show your support, how about treating me to a cup of coffee? �� It’s a small gesture that helps keep me motivated to continue creating awesome content. No pressure, but your coffee would definitely make my day a little brighter. ☕️ Buy Me Coffee

Posting Komentar untuk "Meninggal di Saat Bermain Badminton"