Uang logam pecahan dua Ratus dan Seratus Rupiah sudah tidak laku di pedagang

Uang logam pecahan dua Ratus dan Seratus Rupiah sudah tidak laku
Menurut Pedagang Nasi Goreng (13/8/2018) Mengatakan " Uang dua ratusan kayak gini mah sudah nggak laku, ambil saja gak apa-apa" Benar kah demikian. 
kejadiannya seperti ini, malam itu kami berniat makan nasi goreng di salah satu pinggir jalan jakarta pusat, sebut saja sekitar stasiun juanda, deket Halte Pintu Air tepatnya depan Hotel Amaris. kami memesan dua piring satu nasi goreng satunya lagi kwetiaw. Memang bisa dibilang pedagang nasi goreng ini cukup ramai pengunjung, disamping mungkin harganya yang masih terjangkau juga rasanya ada nilai lebih dilidah, itu dibuktikan dengan banyaknya pegawai KAI yang datang dan ikut memesan nasi goreng disana, padahal di sampingan stasiun juanda pun banyak penjual makanan khususnya nasi goreng. 
Selanjutnya sambil mengobrol ngalor ngidul kami mulai menghabiskan makanan, lalu saya melihat seorang ibu yang ingin membayar nasi goreng, sepertinya dua porsi nasi goreng, itu saya tebak dari harga yang disebutkan oleh sipedagang Rp. 26.000,-. si ibu mengeluarkan uang dua puluh ribu rupiah, namun sepertinya kurang Enam ribu, itu terlihat dari gerak-gerik si ibu yang seakan mencari uang kecil di dompetnya. terlihat dikeluarkannya uang seratus ribu rupiah, beserta beberapa uang pecahan seratus dan dua ratus rupiah, mungkin maksudnya guna menggenapi agar si pedagang bisa memberikan uang kembalian sebesar Rp. 75.000,- Namun sepertinya pemikiran si ibu tidak sejalan dengan pola pikir si pedagang, hingga si pedagang berkata "Uang dua ratusan kayak gini mah sudah nggak laku, ambil saja gak apa-apa" Saya pun yang mendengarnya lumayan agak kaget, kok bisa dibilang sudah tidak laku, padahal belum ada berita terkait penarikan mata uang oleh Bank Indonesia, dan di Minimarket pun uang pecahan dua ratus an rupiah masih tetep dipakai sebagai uang kembalian. entahlah atau mungkin si pedagang mempunyai pengertian lain. 
Hajriah Fajar is a multi-talented Indonesian artist, writer, and content creator. Born in December 1987, she grew up in a village in Bogor Regency, where she developed a deep appreciation for the arts. Her unconventional journey includes working as a professional parking attendant before pursuing higher education. Fajar holds a Bachelor's degree in Computer Science from Nusamandiri University, demonstrating her ability to excel in both creative and technical fields. She is currently working as an IT professional at a private hospital in Jakarta while actively sharing her thoughts, artwork, and experiences on various social media platforms.

Thank you for stopping by! If you enjoy the content and would like to show your support, how about treating me to a cup of coffee? �� It’s a small gesture that helps keep me motivated to continue creating awesome content. No pressure, but your coffee would definitely make my day a little brighter. ☕️ Buy Me Coffee

Posting Komentar untuk "Uang logam pecahan dua Ratus dan Seratus Rupiah sudah tidak laku di pedagang"